10 Raja Terkenal yang Pernah Berkuasa di Babilonia

Babilonia adalah sebuah kerajaan kuno yang terletak di wilayah Mesopotamia, yang sekarang menjadi bagian dari Irak. Kerajaan ini dikenal sebagai salah satu peradaban besar di dunia kuno, dengan pusatnya berada di kota Babel yang juga dikenal sebagai Babylon. 


Babilonia memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Timur Tengah, terutama dalam perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, agama, dan politik.

Letak Geografis dan Sejarah Awal

Babilonia terletak di lembah Sungai Efrat, di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Irak Selatan. Wilayah ini termasuk dalam Mesopotamia, yang berarti "tanah antara dua sungai" (Sungai Tigris dan Sungai Efrat). 

Mesopotamia dianggap sebagai salah satu tempat kelahiran peradaban manusia, karena di sini muncul banyak inovasi penting dalam bidang pertanian, penulisan, dan pemerintahan. Kota Babel, ibu kota Babilonia, menjadi pusat utama kerajaan ini dan terkenal dengan kemegahannya.

Sejarah dan Kerajaan Babilonia

Babilonia memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dimulai dengan kerajaan pertama yang dibangun di wilayah ini, yang dikenal sebagai Kerajaan Babilonia Kuno, sekitar 2000 SM. Namun, peradaban Babilonia yang paling terkenal adalah Kerajaan Babilonia Baru yang muncul pada abad ke-6 SM.

Kerajaan Babilonia Kuno (2000–1600 SM): Kerajaan ini pertama kali muncul sekitar 2000 SM dengan Sumeria dan Akkadia sebagai latar belakang budayanya. Babilonia kemudian menjadi bagian dari wilayah yang lebih besar dalam kekaisaran Akkadia.

Kerajaan Babilonia Baru (626–539 SM): Babilonia mengalami kebangkitan yang sangat besar di bawah kepemimpinan Nebukadnezar II (605–562 SM), yang dikenal sebagai raja besar dan pembangun. Di bawah pemerintahannya, Babilonia mencapai puncak kejayaannya. Nebukadnezar II memperluas kerajaan, membangun kembali kota Babel, dan membuatnya menjadi pusat budaya yang besar.

Kehidupan Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Babilonia dikenal karena pencapaian budayanya, terutama dalam bidang astronomi, matematika, dan hukum.

a. Astronomi dan Matematika: Para ilmuwan Babilonia terkenal karena pengetahuan mereka tentang astronomi dan matematika. Mereka mengembangkan sistem kalender yang didasarkan pada bulan dan mengukur waktu dengan akurasi tinggi. Mereka juga mengembangkan konsep angka dan bilangan, termasuk sistem bilangan seksagesimal (berbasis 60), yang masih digunakan dalam pengukuran waktu dan sudut.

b. Hukum: Salah satu pencapaian terbesar Babilonia adalah Kodeks Hammurabi, yang dikenal sebagai salah satu hukum tertulis pertama dalam sejarah. Kodeks ini berisi 282 pasal yang mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk kejahatan, pernikahan, perdagangan, dan hukuman. Kodeks Hammurabi dianggap sebagai salah satu dasar hukum kuno yang sangat memengaruhi sistem hukum di dunia.

c. Arsitektur: Babilonia juga terkenal dengan pencapaian arsitekturnya, termasuk pembangunan Taman Gantung Babilonia, yang salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Walaupun keberadaan taman ini masih diperdebatkan, deskripsi taman tersebut menggambarkan suatu struktur yang megah dan indah. Selain itu, Gerbang Ishtar, yang dihiasi dengan gambar hewan-hewan berbentuk relief, adalah salah satu contoh arsitektur Babilonia yang masih dikenal hingga sekarang.

Agama dan Kepercayaan

Agama Babilonia adalah politeistik, yang berarti mereka menyembah banyak dewa dan dewi. Beberapa dewa utama dalam mitologi Babilonia termasuk:
  • Marduk: Dewa utama Babilonia, dianggap sebagai dewa pencipta dan pelindung kota Babel. Marduk sangat dihormati, dan banyak prasasti serta monumen dibangun untuk menghormatinya.
  • Ishtar: Dewi cinta, seks, dan perang. Ishtar adalah salah satu dewi yang paling dihormati di Babilonia dan dikenal dengan peranannya dalam mitologi.
  • Ea (Enki): Dewa kebijaksanaan dan air, yang memainkan peran penting dalam mitologi Babilonia.
Agama Babilonia juga memiliki banyak upacara dan festival, dengan perayaan terbesar adalah festival untuk menghormati Marduk, yang sering diadakan setiap tahun.

Para Penguasa Babilonia yang Terkenal

Kerajaan Babilonia memiliki beberapa raja yang terkenal sepanjang sejarahnya, baik sebelum maupun sesudah kebangkitan dinasti Chaldean. Berikut adalah beberapa raja yang pernah memimpin Babilonia, diantaranya:

1. Hammurabi (1792–1750 SM)

Hammurabi adalah salah satu raja terkenal Babilonia Kuno, yang dikenal terutama karena kode hukum yang disebut "Kode Hammurabi." Kode ini adalah salah satu hukum tertulis tertua yang masih ada hingga sekarang. Hammurabi memperluas wilayah Babilonia dan memperkuat kerajaannya melalui kebijakan yang terorganisir.

2. Nebukadnezar I (1126–1105 SM)

Nebukadnezar I adalah salah satu raja Babilonia yang memimpin pada abad ke-12 SM. Ia terkenal karena kemampuannya dalam memulihkan dan memperkuat kerajaan setelah masa kemunduran. Ia juga terlibat dalam ekspansi wilayah ke daerah-daerah sekitar.

3. Nabonassar (747–734 SM)

Nabonassar adalah pendiri dinasti Babilonia yang baru pada abad ke-8 SM. Selama pemerintahannya, Babilonia mengalami periode stabilitas dan pertumbuhan, termasuk perkembangan kalender Babilonia yang lebih akurat.

4. Nebukadnezar II (605–562 SM)

Salah satu raja Babilonia yang paling terkenal, Nebukadnezar II adalah penguasa yang memperluas kerajaan Babilonia ke wilayah yang sangat luas, termasuk penaklukan Kerajaan Yehuda. Ia juga dikenal karena proyek-proyek pembangunan besar, termasuk Taman Gantung Babilonia yang legendaris.

5. Amel-Marduk (562–560 SM)

Amel-Marduk adalah putra dari Nebukadnezar II. Masa pemerintahannya relatif singkat dan tidak banyak yang tercatat tentang pencapaiannya, tetapi ia terkenal karena usaha-usaha untuk meredakan ketegangan sosial setelah pemerintahan ayahnya yang sangat kuat.

6. Neriglissar (560–556 SM)

Neriglissar, yang juga dikenal sebagai Nergal-shar-usur, adalah seorang raja Babilonia yang memerintah setelah Amel-Marduk. Dia terkenal karena militeristik dan ambisi politiknya, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah tertentu. Neriglissar juga memperkenalkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan Babilonia.

7. Labashi-Marduk (556 SM)

Labashi-Marduk adalah raja Babilonia yang berkuasa hanya selama beberapa bulan pada tahun 556 SM. Dia adalah putra Neriglissar dan dianggap sebagai salah satu raja Babilonia yang lemah, sehingga kerajaan Babilonia tidak stabil selama masa pemerintahannya.

8. Belshazzar (553–539 SM)

Belshazzar adalah putra dari Nabonidus, raja terakhir Babilonia. Meskipun Belshazzar memerintah di Babilonia sebagai seorang penguasa de facto selama masa pemerintahan ayahnya (karena Nabonidus lebih sering tinggal di luar Babilonia), ia terkenal dalam Alkitab karena peristiwa "Tangan Menulis di Dinding" yang meramalkan kejatuhan Babilonia. Babilonia akhirnya jatuh ke tangan pasukan Persia di bawah pimpinan Raja Cyrus yang Agung pada tahun 539 SM.

9. Nabonidus (556–539 SM)

Nabonidus adalah raja terakhir Babilonia sebelum jatuh ke tangan Persia. Ia terkenal karena kebijakannya yang kontroversial, seperti menghabiskan sebagian besar waktunya di luar Babilonia dan memusatkan perhatian pada penyembahan dewa bulan, Sin, yang menyebabkan ketegangan dengan para imam di Babilonia. Setelah pemerintahannya, Babilonia jatuh ke Persia.

10. Cyrus II dari Persia (539 SM)

Meskipun bukan raja Babilonia, Cyrus II, atau yang dikenal dengan nama Cyrus yang Agung, adalah penguasa Persia yang menaklukkan Babilonia pada tahun 539 SM, mengakhiri kekuasaan Babilonia. Setelah penaklukannya, Cyrus memungkinkan orang-orang Yahudi yang dibuang untuk kembali ke tanah mereka dan membangun kembali Bait Suci mereka di Yerusalem.

Keruntuhan Kerajaan Babilonia

Kerajaan Babilonia Baru berakhir pada tahun 539 SM, ketika Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Cyrus the Great menaklukkan Babilonia. Meskipun demikian, peradaban Babilonia tetap memiliki pengaruh besar pada kebudayaan Persia dan bangsa-bangsa berikutnya.

Babilonia juga mengalami beberapa keruntuhan sebelumnya, terutama pada masa-masa awalnya, namun kebangkitan besar terjadi kembali pada masa Nebukadnezar II dan kemudian runtuh lagi akibat invasi dari kekaisaran besar lainnya.

Peninggalan dan Pengaruh

Meskipun Babilonia sebagai kerajaan tidak lagi ada, peninggalannya tetap berpengaruh besar dalam berbagai bidang, terutama dalam hukum, astronomi, dan matematika. Banyak prinsip dan sistem yang dikembangkan oleh orang Babilonia digunakan dan dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan berikutnya.
  • Kode Hammurabi menjadi dasar bagi banyak sistem hukum kuno.
  • Sistem bilangan seksagesimal digunakan untuk membagi waktu dan pengukuran sudut.
  • Pengetahuan astronomi Babilonia, seperti pengamatan terhadap pergerakan planet dan bulan, memengaruhi perkembangan astronomi di dunia kuno.

Babilonia dalam Al-Qur'an dan Tradisi Islam

Dalam tradisi Islam, Babilonia disebutkan dalam beberapa konteks, terutama dalam kisah Nabi Ibrahim AS. Kota Babilonia menjadi tempat yang relevan dalam kisah Ibrahim, di mana dia menentang penyembahan berhala yang dilakukan oleh masyarakat Babilonia pada waktu itu. 

Selain itu, terdapat juga kisah Raja Namrud, yang dianggap sebagai penguasa Babilonia yang menentang ajaran Tuhan dan melakukan perbuatan yang kejam terhadap Nabi Ibrahim.

Kesimpulan

Babilonia adalah salah satu kerajaan besar dalam sejarah kuno yang memberikan kontribusi besar bagi peradaban manusia, terutama dalam bidang hukum, astronomi, dan arsitektur. Meskipun kerajaan ini runtuh pada 539 SM, warisan peradabannya tetap menginspirasi berbagai budaya dan sistem di dunia hingga saat ini. Babilonia, dengan ibu kotanya Babel, tetap dikenang sebagai pusat peradaban yang memiliki kekayaan budaya dan pengetahuan yang luar biasa.

Posting Komentar untuk "10 Raja Terkenal yang Pernah Berkuasa di Babilonia"